Pameran Peninggalan Bersejarah Hormuz di “Armaghan-e Abrisham”, Penemuan Patung Dewi Isis di Turki

News141 Views

AUTENTIKWOMAN.Com– Pameran artefak berharga dari Hormozgan di pameran nasional “Armaghan-e Abrisham” hingga penemuan setengah badan patung unik dewi Mesir “Isis” di kota kuno Satala, Turki, merupakan dua peristiwa arkeologi penting di Iran dan Turki yang telah menarik perhatian para peneliti sejarah dan budaya.

Warisan bersama bangsa-bangsa menceritakan pasang surut sejarah dan budaya manusia. Pameran artefak sejarah dari Hormozgan dalam pameran nasional “Armaghan-e Abrisham” dan penemuan patung dada dewi Mesir “Isis” di kota kuno Satala di Turki merupakan dua peristiwa penting yang menunjukkan manifestasi ikatan budaya dan agama antara Timur dan Barat.

Artefak sejarah dari Pulau Hormuz dalam pameran “Armaghan-e Abrisham”

Sepehr Zarei, Wakil Direktur Warisan Budaya Departemen Umum Warisan Budaya, Pariwisata, dan Kerajinan Tangan Provinsi Hormozgan, Iran selatan, mengumumkan pameran koleksi artefak kuno yang diperoleh dari penggalian di Pulau Hormuz dalam pameran nasional “Armaghan-e Abrisham”.

Artefak ini meliputi potongan seladon (gerabah, periuk, atau porselen) dari abad ke-9 dan porselen biru putih dari abad ke-9 dan ke-10 H, yang dipamerkan di Museum Nasional Iran.

Merujuk pada posisi historis Pulau Hormuz di Jalur Sutra, Zarei mengatakan, temuan ini menunjukkan hubungan budaya dan perdagangan Iran yang luas dengan Tiongkok dan India selama periode Islam Pertengahan.

“Pameran artefak ini merupakan kesempatan berharga untuk memperkenalkan peran Teluk Persia dalam pertukaran internasional di masa lalu.”

Dewi Mesir Ditemukan di Garnisun Romawi Kuno

Para arkeolog telah menemukan patung perunggu setengan badan dewi Mesir Isis setinggi 20 sentimeter selama penggalian di kota kuno Satala di provinsi Gumushane, Turki. Elif Yavuz Çakmur, kepala penggalian, menggambarkan penemuan tersebut sebagai tanda keragaman agama di perbatasan timur Kekaisaran Romawi.

Patung setengan badan Isis, dengan simbol kesuburan dan kehidupan, dijadwalkan akan dipamerkan di Museum Gumushane setelah restorasi. Menurut para ahli, karya tersebut mencerminkan perpaduan kepercayaan dan simbol budaya Mesir, Romawi, dan Anatolia pada zaman kuno.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *