Han Kang Penulis Perempuan Peraih Nobel Sastra 2024 Asal Korea Selatan

Inspirasi10592 Views

JAKARTA, AUTENTIKWOMAN.Com-Han Kang menjadi perempuan pertama di Asia yang mendapatkan penghargaan Nobel Sastra 2024 pada Kamis, 10 Oktober 2024. Hadiah tersebut diberikan oleh Akademi Swedia,  dengan nilai 11 juta crown Swedia  Dia perempuan pertama penulis dari Korea Selatan.

Han Kang mendapatkan penghargaan ini atas karya-karyanya yang menentang trauma sejarah, dan mengungkapkan kerapuhan kehidupan manusia. Karya-karyanya juga dikenal menggambarkan rasa sakit yang ganda, dengan siksaan mental, dan fisik yang lekat dengan budaya Timur.

“Dia memiliki kesadaran unik akan hubungan antara tubuh, jiwa, yang hidup, dan yang mati, dan dengan gaya puitis. Eksperimentalnya telah menjadi inovator dalam prosa kontemporer,” kata, Ketua Komite Nobel Anders Olsson, dilansir Reuters.

Han Kang menjadi favorit dari sekian banyak kandidat lainnya dalam memperbutkan nobel sastra. Diantaranya, penulis China Can Xue, Ngugi Wa Thiong’o dari Kenya, Gerald Murnane dari Australia, dan Anne Carson dari Kanada.

Hadiah Nobel Satra menjadi hal yang ditunggu-tunggu bagi kalangan para penulis di dunia setelah munculnya tokoh-tokoh sastra terkemuka seperti Leo Tolstoy dari Rusia, Emile Zola dari Perancis, dan James Joyce dari Irlandia.

Beberapa karya Han Kang yang terkenal di antaranya: The Vegetarian (2017), Convalescence (2013), Greek Lessons (2023).

Han Kang lahir di Gwangju, Korea Selatan, 27 November 1970. Dia tumbuh, dan besar di keluarga yang dekat dengan dunia kepenulisan. Sang ayah, dan kakaknya merupakan novelis asal Negeri Ginseng yang aktif bertahun-tahun menulis buku.

Dengan rasa cinta, dan passion di dunia sastra, Han Kang melanjutkan studi dengan mengambil jurusan Sastra Korea di Yonsei University. Mengutip situs han-kang.net, dia meniti kariernya sebagai penulis dengan menerbitkan lima puisi di Majalah Literature and Society pada tahun 1993.

Mengawali kariernya sebagai penulis novel, Han Kang memenangkan kompetisi menulis dari Seoul Shinmun Spring Literary Contest dengan karya bertajuk Red Anchor di tahun 1994. Setahun kemudian, dia kembali menerbitkan kumpulan cerpen berjudul Yeosu.

Semenjak itu, karier kepenulisannya cemerlang. Setelah berpartisipasi dalam program kepenulisan di University of Iowa di tahun 1998, dia kembali memenangkan penghargaan kesusastraan Korea, 25th Korean Novel Award, dengan novela berjudul Baby Buddha di tahun 1999.

Selain menulis, penulis Greek Lessons itu juga pernah aktif mengajar kelas menulis fiksi di Seoul Institute of the Arts dari tahun 2007 hingga 2018. Han Kang juga mengelola sebuah toko buku independen di Distrik Jongno, Seoul.

Han Kang terkenal dengan novel-novelnya yang menyisipkan pesan tentang kemanusiaan dan trauma kolektif sejarah gelap di Korea. Gambaran kehidupan masyarakat Korea yang masih konservatif dan patriarki juga sering disinggung olehnya.

Contohnya, ada novel The Vegetarian yang menyentil budaya patriarki dari kisah seorang perempuan vegetarian. Novel ini merupakan novel pertamanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, dan berhasil menyabet Man Booker International Prize di tahun 2016.

Mengutip Korea JoongAng Daily, novel berjudul Human Acts berlatar kisah gerakan demokratis di Gwangju pada tahun 1980. Sedangkan, I Do Not Bid Farewell atau We Do Not Part menceritakan kisah pemberontakan di Pulau Jeju yang menewaskan ribuan orang di tahun 1948 dari sudut pandang tiga tokoh perempuan.

Di balik kariernya yang bersinar, Han Kang pernah masuk ke dalam daftar hitam tokoh seni dan budaya di era Presiden Park Geun Hye. Daftar tersebut berisikan nama-nama tokoh yang kritis terhadap pemerintah atau memiliki pandangan berbeda dalam menerima bantuan pemerintah, dikutip dari The Korea Hald.

Namun, hal itu tidak membuatnya gentar. Han Kang tetap menulis isu-isu kemanusiaan di karya-karyanya hingga menerima berbagai penghargaan bergengsi di negaranya sendiri maupun luar negeri.

 

Karya-Karya

Yeosu (1995)

Black Deer (1998)

Fruits of My Woman (2000)

Your Cold Hands (2002)

The Vegetarian (2007)

The Wind is Blowing (2010)

Greek Lessons (2011)

Fire Salamander (2012)

Human Acts (2014)

The White Book (2016)

I Do Not Bid Farewell/We Do Not Part (2021)

Beberapa Penghargaan Bergengsi

Yi Sang Literary Award (2005)

Man Booker International Prize (2016)

Malaparte Prize (2017)

Kim Yu-jeong Literary Award (2018)

San Clemente Literary Prize (2019)

Prix Médicis étranger (2023)

Nobel Sastra (2024)

Setelah mendapatkan penghargaan paling bergengsi di dunia sastra, Han Kang menolak mengadakan konferensi pers di negaranya sendiri. Alasannya, dia merasa tidak pantas untuk merayakan pencapaiannya saat banyak orang meninggal di Ukraina, dan genosida yang terjadi Palestina.

“Saya merasa terhormat. Saya akan menikmati waktu meminum teh dengan anak saya, dan akan merayakannya dalam diam,” jawabnya ketika ditanya situs berita Hankyoreh tentang bagaimana dia merayakan prestasinya meraih hadiah Penghargaan Nobel Sastra 2024.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *