10 Isu Perempuan Menghadapi Rintangan Terbesar 2030

News4265 Views

JAKARTA, AUTENTIKWOMAN.Com– Sepuluh Isu Perempuan yang masih menghadapi rintangan terbesar  2030, yaitu:

1.Kemiskinan dan kurangnya peluang ekonomi

 

Ilustrasi Kemiskinan (Shutterstock)

Lebih dari 340 juta perempuan, dan anak perempuan diproyeksikan hidup dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 2030. Ini mewakili 8 persen dari populasi wanita global yang bertahan hidup dengan kurang dari USD 2,15 per hari. Perlindungan sosial, akses ke pekerjaan yang layak, dan sistem pendukung lainnya sangat dibutuhkan untuk menyediakan jalan keluar dari kemiskinan.

Diskriminasi dan ketidaksetaraan di tempat kerja

 

Ilustrasi Kemikinan (Foto: Istimewa)

 

Hanya 61 persen perempuan usia kerja utama yang berpartisipasi dalam angkatan kerja, dibandingkan dengan 91 persen pria usia kerja utama. Hal ini memengaruhi pertumbuhan ekonomi, dan kemajuan masyarakat. Pada tahun 2019, untuk setiap dolar yang diperoleh pria dalam pendapatan tenaga kerja, wanita hanya memperoleh 51 sen.

Ketidakseimbangan dalam pekerjaan perawatan yang tidak dibayar

Ilustrasi Ketidakseimbangan (Foto: Istimewa)

Pada lintasan saat ini, kesenjangan antara waktu yang dihabiskan oleh perempuan dan laki-laki untuk perawatan yang tidak dibayar akan sedikit menyempit, tetapi pada tahun 2050, perempuan secara global masih akan menghabiskan 9,5 persen lebih banyak waktu (2,3 jam lebih banyak per hari) untuk pekerjaan perawatan yang tidak dibayar daripada laki-laki. Kesenjangan yang terus-menerus ini membatasi partisipasi perempuan dalam pendidikan, pekerjaan, dan peluang lainnya.

Norma sosial dan praktik budaya

Ilustrasi Perkawinan Anak (Foto: Istimewa)

Praktik berbahaya seperti perkawinan anak dan mutilasi alat kelamin perempuan tetap ada. Secara global, satu dari lima wanita muda menikah sebelum usia 18 tahun. Prevalensi perkawinan anak menyoroti perlunya perubahan sikap dan promosi kerangka hukum yang melindungi hak-hak perempuan dan anak perempuan.

Akses yang tidak memadai ke pendidikan dan perawatan kesehatan

Ilustrasi Anak Putus Sekolah (Foto: Istimewa)

Diperkirakan 110 juta anak perempuan, dan remaja putri mungkin tetap putus sekolah pada tahun 2030. Kemajuan yang terhenti dalam mengurangi kematian ibu dan memperluas kesempatan pendidikan membutuhkan intervensi yang ditargetkan untuk memenuhi tujuan 2030.

Kerawanan pangan

Ilustrasi Krisis Pangan (Foto: Istimewa)

Hampir 24 persen perempuan, dan anak perempuan diperkirakan akan mengalami kerawanan pangan sedang hingga berat pada tahun 2030. Memberdayakan perempuan dalam sistem pangan, dan pertanian dengan meningkatkan akses ke lahan dan sumber daya sangat penting untuk memastikan ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi.

Kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan

 

Ilustrasi Kekerasan Anak (Foto: istimewa)

 

Setiap tahun, 245 juta perempuan, dan anak perempuan mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh pasangan intim. Wanita yang lebih tua juga menghadapi tingkat kemiskinan dan kekerasan yang lebih tinggi daripada pria yang lebih tua.

Pendanaan yang tidak memadai untuk inisiatif kesetaraan gender

Ilustrasi Bantuan Gender (Foto: Istimewa)

Hanya 4 persen dari total bantuan bilateral yang dialokasikan untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Investasi tambahan yang dibutuhkan untuk mencapai kesetaraan gender pada tahun 2030 diperkirakan mencapai USD 360 miliar per tahun.

Hambatan hukum dan undang-undang yang tidak ditegakkan dengan baik

Ilustrasi Perceraian Paksa (Foto: Istimewa)

Setidaknya 28 negara tidak memiliki undang-undang yang memberikan hak yang sama kepada perempuan untuk menikah dan memulai perceraian, dan 67 negara tidak memiliki undang-undang yang melarang diskriminasi langsung dan tidak langsung terhadap perempuan. Jika undang-undang memang ada untuk mempromosikan kesetaraan gender, implementasi yang efektif tetap menjadi tantangan.

Kurangnya akses ke energi bersih dan sanitasi

Ilsustrasi Perempuan Kumuh (Foto: Istimewa)

 

PEREMPUAN KUMUH (Foto)

Diperkirakan 341 juta perempuan dan anak perempuan diproyeksikan kekurangan listrik pada tahun 2030. Akses universal dapat secara signifikan mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesehatan perempuan.

Dengan hanya enam tahun tersisa untuk mencapai target 2030, upaya bersama dan pendanaan lebih diperlukan dari sebelumnya. Setiap langkah maju, tidak peduli seberapa bertahap, membawa kita lebih dekat ke masa depan di mana kesetaraan gender bukan hanya tujuan, tetapi kenyataan.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *