Purbaya Blokir Rp200 Triliun dari Konglomerat, Uang Negara Bukan Mengendap di Saku Para Taipan

News113 Views

AUTENTIKWOMAN.Com– Menteri Keuangan Republik Purbaya Yudhi Sadewa mengeluarkan pernyataan yang menggema di ruang rapat para bankir nasional.

Dengan nada tegas, dia melarang bank-bank milik negara (Himbara) yang menerima dana saldo pemerintah sebesar Rp200 triliun untuk menyalurkan uang itu kepada konglomerat atau membelinya dalam bentuk dolar Amerika Serikat.

Menurut Purbaya, uang negara harus berputar di nadi rakyat, bukan mengendap di saku para taipan.

“Saya minta ke perbankan yang terima dana itu, jangan anda kasih ke konglomerat dan nggak boleh beli dolar karena kalau nggak rupiah akan melemah,” ujarnya lantang dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa lalu.

Rp200 Triliun Dana Segar: “Ini Bukan untuk Parkir, Tapi Menggerakkan Ekonomi!”

Purbaya melanjutkan, suntikan dana jumbo itu bukanlah hadiah bagi perbankan, melainkan tugas mulia untuk menghidupkan perekonomian nasional dari bawah.

Dana tersebut, kata dia, harus mengalir ke masyarakat lewat penyaluran kredit produktif, bukan berhenti di brankas atau berputar di meja spekulasi valuta asing.

“Sebetulnya saya nggak intervensi terlalu besar terhadap penggunaan dana itu. Seperti ada dana segar ke perbankan, dia nggak bisa nyalur di bank sentral lagi.

Saya suruh ke bank sentral, jangan diserap ya dana itu. Jadi uangnya kan sekarang di brangkas mereka banyak,” tegas Purbaya.

Menurut Purbaya, teori sederhananya begini, ketika uang berputar di bank-bank rakyat, ekonomi ikut berdetak.

Namun ketika uang hanya diparkir untuk keuntungan sesaat, maka seluruh sistem keuangan kehilangan denyutnya.

Di tangan Purbaya, uang negara bukan sekadar angka dalam tabel APBN. Ia ingin membuktikan bahwa kebijakan fiskal dapat hidup, bergerak, dan menyentuh masyarakat.

Bagi Purbaya, Rp200 triliun bukan sekadar saldo, tapi sumber kehidupan ekonomi nasional.

Bukan untuk memperkuat konglomerasi, bukan untuk menimbun dolar, tapi untuk menghidupkan usaha kecil, mendorong kredit produktif, dan menjaga nilai rupiah tetap tegak.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *