Mengenal Peraih Nobel Perdamaian 2025 Maria Corina Machado yang “Diinginkan” Trump

News412 Views

AUTENTIKWOMAN.Com– Oposisi Venezuela, Maria Corina Machado dianugerahi Nobel Perdamaian 2025 oleh Komite Nobel Norwegia pada Jumat, 10 Oktober 2025. Machado mendapatkan penghargaan prestisius yang juga diinginkan oleh Presiden AS Donald Trump, atas komitmennya mempromosikan hak-hak demokratis dan advokasinya atas sebuah transisi kepemimpinan damai di Venezuela

Komite Nobel Norwegia mengakui Machado sebagai seorang figur pemersatu di kalangan oposisi Venezuela, menyoroti usaha tanpa lelahnya meski harus berhadapan dengan berbagai ancaman hingga memaksanya untuk bersembuyi. Kepala Komite Jorgen Watne Frydnes dikutip India Today, menekankan, pentingnya mengakui individu yang berdiri teguh untuk kebebasan di bawah rezim represif.

Machado lahir pada 7 Oktober 1967 di Caras. Menjadi putri tertua dari psikolog Corina Parisca dan seorang pebisnis Henrique Machado Zuloaga. Terlepas dari perannya sebagai politisi ternama di Venezuela, Machado juga diketahui sebagai insinyur teknik industri dan pengacara hak asasi manusia.

Machado memegang gelar sarjana teknik industri dari Universitas Katolik Andrs Bello gelar master di bidang keuangan dari Instituto de Estudios Superiores de Administración (IESA) di Caracas. Machado memulai petualangan politiknya sejak 2002 dengan mendirikan Smate, sebuah organisasi yang didekasikasnnya untuk mempromosikan hak-hak warga negara dan pemantauan pemilu.

Dia kemudian menjadi koordinator nasional dari Vente Venezuela, sebuah partai politik yang didirikannya pada 2013. Dalam kariernya, Machado dikenal sebagai pengeritik keras presiden Hugo Chavez dan Nicolas Maduro, mengadvokasi demokrasi, hak asasi manusia dan penegakan hukum di Venezuela.

Pada 2011, Machado terpilih ke dalam Majelis Nasional hingga 2014. Selama periode keanggotannya dia dikenal dengan pendirian kerasnya melawan pemerintah dan upayanya mengekspose korupsi institusi. Keterlibatannya dalam protes di Venezuela pada 2014 membuatnya dikeluarkan dari Majelis nasional dan diselidiki dugaan pidananya oleh pemerintah.

Pada 2024, Machado menerima beberapa penghargaan prestisi internasional yang mengakui komitmen kuatnya terhadap demokrasi dan hak asasi manusia yakni Sakharov Prize for Freedom of Thought dan Vclav Havel Human Rights Prize.

Pada pemilihan umum pendahuluan pada 2023, Machado meraih kemenangan menentukan dengan persentase pemilih mencapai 92 persen. Namun, pada Juni 2023, dia didiskualifikasi untuk bisa mengikuti pemilihan presiden pada 2024 oleh pemerintah Venezuela.

Di Pilpres 2024, Machado kemudian mengalihkan dukungan kepada Edmundo Gonzlez Urrutia, yang diperbolehkan mengikuti pemilu dan menang pada pemilu 28 Juli 2024 dengan kemenangan 70 persen. Meski menghadapi serangkaian represif, kepemimpinan Machado dinilai monumental bagi kalangan prodemokrasi di Venezuela.

Sebuah replika Medali Perdamaian Nobel ditempatkan di Institut Nobel Norwegia di Oslo, Norwegia, pada 10 Oktober 2025. (Foto: Reuters/Tom Little)

Menjelang pengumuman pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Presiden AS Donald Trump aktif berkampanye demi kemenangannya, mengungkit keterlibatannya pada berbagai inisiatif perdamaian internasional. Dia mengeklaim memediasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas, Armenia dan Azerbaijan, Kamboja dan Thailand, dan juga perang antara India dan Pakistan.

Presiden Donald Trump (Alex Brandon/AP)

Trump juga mengeklaim memainkan perang dalam mengatasi perselisihan antara Republik Demokratik Kongo dan Rwanda, Mesir dan Etiopia, Serbia dan Kosovo. Namun, klaim-klaim Trump itu menuai skeptimisme dunia dan banyak ahli mempertanyakan akurasi dari keterlibatannya dalam penyelesaian beragam konflik itu.

Meski dinominasikan oleh beberapa figur internasional termasuk Perdana Menteri Israel Netanyahu dan pemerintah Pakistan, yang memuji upaya diplomatik Trump di Timur Tengah dan Asia Selatan, Komite Nobel akhirnya menganugerahkan Hadiah Nobel Perdamaian 2025 kepada Maria Corina Machado. Komite menegaskan keberlanjutan komitmen Machado dalam mempromosikan demokrasi dan hak asasi manusia di Venezuela.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *