AUTENTIKWOMAN.Com-Albania membuat gebrakan baru dalam pemerintahan dengan menunjuk kecerdasan buatan (AI) yang diberi nama Diella sebagai menteri virtual. Diella akan mendapat tugas mengawasi seluruh proses pengadaan barang dan jasa dalam pemerintahan Albania.
Langkah luar biasa ini diumumkan Perdana Menteri Albania, Edi Rama pada Kamis, 11 September 2025 lalu, sebagai upaya untuk memangkas praktik korupsi yang selama ini membayangi sistem tender publik di negara Balkan tersebut.
Diella, yang dalam bahasa Albania berarti matahari, sebelumnya hadir sebagai asisten digital di portal daring e-Albania sejak awal tahun ini.
Melalui tampilan avatar dengan busana tradisional Albania, Diella membantu warga mengakses sekitar 95 persen layanan publik secara digital.
Kehadiran Diella sebagai anggota kabinet pertama yang tidak hadir secara fisik, tetapi dia diciptakan secara virtual oleh AI.
“Diella bertugas membantu mewujudkan Albania sebagai negara di mana tender publik 100 persen bebas korupsi,” ujar Rama.
Rama menuturkan, tanggung jawab menentukan pemenang tender akan secara bertahap dialihkan dari kementerian kepada sistem AI.
Dengan demikian, lanjut dia, keputusan dalam pengadaan publik dapat dilakukan secara objektif tanpa campur tangan pihak berkepentingan.
“Semua pengeluaran publik dalam proses tender harus 100 persen bersih,” ucap Rama.
Menurutnya, penggunaan AI diharapkan dapat menghapus praktik suap, ancaman, hingga konflik kepentingan yang kerap mengganggu berlangsungnya proses tender.
Berantas korupsi dan pencucian uang
Pengadaan barang dan jasa telah lama menjadi sumber skandal di Albania. Negara dengan populasi sekitar 2,8 juta jiwa itu sering disebut sebagai pusat aktivitas mafia internasional dalam pencucian uang hasil perdagangan narkoba dan senjata.
Media dalam negeri menyebut masuknya Diella ke kabinet sebagai transformasi besar dalam cara Albania mengelola birokrasi. Teknologi kini bukan hanya dilihat sebagai alat bantu, tetapi juga aktor aktif dalam tata kelola pemerintahan.
Namun demikian, tidak sedikit yang meragukan efektivitas langkah ini. Komentar warganet di media sosial antara lain berbunyi,
“Di Albania, bahkan Diella pun akan dikorupsi.” kata salah seorang warganet dalam komentarnya di Facebook, dikutip KompasTekno dari The Guardian, Senin, 15 September 2025.
Pemerintah Albania sampai saat ini belum merinci sejauh mana pengawasan manusia akan tetap dilibatkan dalam tugas Diella. Namun, Rama meyakini penggunaan AI akan menjadi terobosan penting untuk memperbaiki citra negaranya.
Cara Menteri AI Albania Berantas Korupsi
Pengangkatan Diella menimbulkan reaksi beragam. Oposisi Partai Demokrat menyebut penunjukkan AI sebagai menteri merupakan langkah yang konyol dan inkonstitusional. Namun pedapat tersebut bebeda dengan sejumlah pengamat. Mereka menilai inisiatif ini berpotensi membawa perubahan nyata.
Pendiri Balkans Capital Aneida Bajraktari Bicja mengatakan PM Albania Edi Rama sering mencampur reformasi dengan teatrikal, sehingga masyarakat bertanya-tanya apakah ini hanya simbolisme belaka.
Namun, Bicja menilai menteri AI bisa menjadi gagasan yang berguna jika benar-benar diwujudkan dalam sistem yang transparan. Para pakar anti-korupsi mencatat potensi AI untuk digunakan dalam meminimalisasi korupsi.
Pakar korupsi Dr. Andi Hoxhaj dari King’s College London mengatakan AI mampu meminimalisir peluang suap, jika diprogram dengan benar.
Dia menyebut, meski AI masih teknologi baru, tetapi jika diprogram dengan benar masyarakat bisa mengajukan tawaran secara online dan transparan.
“Saat perusahaan memasukkan penawaran online, publik dapat lebih mudah melihat apakah mereka memenuhi syarat yang ditentukan,” tukasnya.
Motivasi lain di balik kebijakan itu yakni mempercepat negosiasi Albania untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE) pada 2027.
Salah satu syarat utama yang ditetapkan UE yakni penuntasan masalah korupsi. “Taruhannya besar,” kata Hoxhaj. “Jika (Diella) bisa menjadi mekanisme untuk mencapai tujuan itu, maka patut dicoba.”