Mata Hari, Mata-mata Wanita Terhebat Dalam Sejarah yang Mencintai Budaya Jawa

Inspirasi10071 Views

AUTENTIKWOMAN.Com– Budaya Jawa yang eksotis dan mistis ini memberikan inspirasi besar bagi Margaretha Geertruida Zelle atau yang lebih terkenal dengan nama panggung “Mata Hari”, saat dia menampilkan pertunjukan tari di gedung yang dulunya dinamakan Schouwburg itu.

Mata Hari, sangat terkesan dengan kehidupannya di Pulau Jawa. Dia begitu mencintai budaya Jawa, bahkan selalu terkenang-kenang saat sudah pulang ke Eropa.

Nama Lady MacLeod. Perempuan Belanda itu segera mengganti nama panggungnya menjadi Mata Hari. Sebuah ungkapan Melayu untuk Matahari, yang secara harfiah berarti “Mata Hari”.

Mengutip Instagram @kulit_pohon, selama tinggal di Jawa, Mata Hari terpesona budaya lokal. Dia sangat tertarik dengan tradisi, tari-tarian, dan pakaian khas Jawa.

Mata Hari (Foto: Istimewa).

Budaya Jawa yang eksotis dan mistis ini memberikan inspirasi besar bagi Mata Hari, terutama dalam pengembangan identitasnya sebagai penari eksotis di kemudian hari.

Mata Hari menunjukkan kecintaan dan penghormatannya terhadap budaya Jawa dengan mempelajari tari tradisional Jawa dan mengenakan pakaian adat.

Dia belajar berbagai tarian tradisional, serta terlibat dalam upacara-upacara dan kegiatan kebudayaan lokal. Pengalaman ini memberinya pemahaman mendalam tentang seni dan spiritualitas Jawa, yang kelak menjadi ciri khas penampilannya di Eropa.

Mata Hari (Foto: Istimewa).

Saat kembali ke Eropa dan memulai kariernya sebagai penari eksotis, Mata Hari menggunakan elemen-elemen budaya Jawa untuk menciptakan pesona yang menarik dan misterius.

Mata Hari sering mengenakan kostum yang terinspirasi oleh pakaian tradisional Jawa dan menggunakan gerakan tarian yang dipelajarinya di sana. Penampilannya menarik perhatian penonton Eropa yang haus akan hal-hal baru dan berbeda.

Bahkan, Mata Hari mengklaim dirinya sebagai putri dari bangsawan Jawa.

Mata Hari lahir 7 Agustus 1876 di Leeuwarden, Belanda. Saat remaja, keluarganya kehilangan uang cukup banyak. Orang tuanya kemudian bercerai.

Pasca kematian sang ibu pada tahun 1891, Mata Hari tinggal bersama kerabatnya. Mata Hari kemudian kuliah di perguruan tinggi guru di Leiden, Belanda.

Pada tahun 1895, Mata Hari menikah dengan Kapten Rudolph MacLeod, seorang perwira tentara kolonial Belanda.

Sepanjang tahun 1897 hingga 1902 mereka tinggal di Jawa dan Sumatra. Pernikahan tersebut dikaruniai dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Selama tinggal di Jawa, Zelle sempat menyelami budaya Indonesia.

Mata Hari (Foto: Istimewa)

Agen spionase

Namun siapa sangka, Mata Hari kemudian dikenal sebagai seorang agen spionase ganda pada Perang Dunia I. Dalam perang itu, namanya cukup disegani. Bahkan dia mendapat julukan “The Greatest Woman Spy”.

Ketika Perang Dunia I dimulai pada tahun 1914, Zelle bebas melintasi perbatasan karena Belanda adalah negara netral. Dia memiliki banyak kekasih di kalangan militer dan tidak khusus untuk kebangsaan mereka.

Pada musim panas 1916, salah satu kekasih Zelle, seorang pilot Rusia yang berjuang untuk Prancis dengan nama Kapten Vadim Maslov ditembak jatuh.

Ketika dia meminta izin untuk mengunjunginya, agen Biro Deuxième mengatakan kepadanya bahwa dia hanya akan diizinkan untuk melakukannya, jika dia setuju untuk menjadi mata-mata untuk Prancis.

“Mereka menawarinya satu juta franc untuk merayu Putra Mahkota Jerman Wilhelm agar mendapatkan rahasia militer,” pungkasnya.

Belakangan diduga bahwa dia setuju untuk bertindak sebagai agen ganda untuk Jerman dengan imbalan uang. Apakah dia bermaksud memata-matai Jerman atau hanya menginginkan uang tidak pasti.

Pada Januari 1917, Jerman mengirimkan pesan radio ke Berlin yang dicegat oleh Prancis. Pesan tersebut mengisyaratkan bahwa seorang agen yang diduga adalah Mata Hari, telah memberi Jerman informasi yang berguna.

Diduga membantu Jerman dan berkhianat dengan Prancis, Zelle ditangkap di Paris pada 13 Februari 1917. Prancis membuat klaim bahwa aktivitasnya menyebabkan kematian sedikitnya 50.000 tentara Prancis.

Meskipun dia menyatakan tidak bersalah, dia dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati oleh regu tembak. Wanita yang dikenal sebagai Mata Hari itu meninggal lebih awal pada 15 Oktober 1917.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *