Akhirnya jejak dan jalur nuklir ketemu pematang sawahnya. Lembaga kajian nuklir nusantara (LKNN) melansir pada 2024, Indonesia memiliki bahan baku nuklir berupa sumber daya uranium sebanyak 90.090 ton dan juga thorium sebanyak 160.411 ton.
Dari total tersebut bahan baku tersebar di beberapa pulau: di Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi serta pulau-kecil yang tersebar di seantero Nusantara. Sayangnya sampai kini, kita abai dan menutup mata, hati dan akal. Akhirnya jadi mubazir potensinya.
Daya tarik utama dari energi nuklir terletak pada kepadatan energinya yang luar biasa tinggi. Sesuai dengan teori Einstein, E = mc2, setiap reaksi pembelahan (fisi) inti atom uranium menghasilkan sejumlah energi yang sangat besar, sekitar 200 juta elektronvolt.
Dengan perhitungan menggunakan data statistik dari Our World in Data, dapat ditemukan bahwa di dalam 30,8 gram logam uranium, yang mana hanya seukuran satu kacang atom (sukro), terkandung sejumlah energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi rerata satu orang Indonesia seumur hidupnya.
Daya tarik lainnya terletak pada keandalan tinggi karena tidak bergantung pada cuaca dan pergantian waktu siang dan malam. PLTN dapat beroperasi dengan kapasitas penuh secara andal sepanjang hari. Projek ini juga dapat beroperasi tanpa pengisian ulang bahan bakar sepanjang tahun, sehingga pemadaman berkala untuk perawatan dapat diminimalkan.
Ya. Kita perlu kerja raksasa. Setelah bertempur di narasi dan legislasi, kini kita telah resmi punya Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP 2025-2045), di mana energi nuklir merupakan pilar utama pembangunan nasional menuju 100 tahun Indonesia. Ini resmi jadi UU Nomor 59 Tahun 2024.
Tonggak penting ini meliputi: Tahun 2030-2034 berupa perealisasi dan pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Indonesia. Tahun 2035-2039 berupa perluasan energi nuklir komersial. Tahun 2040-2045 berupa pertumbuhan lebih lanjut dan langkah Indonesia menuju swasembada teknologi nuklir—membangun industri dan rantai pasokan nuklir yang mandiri.
Aspek yang menonjol dari rencana ini adalah penekanannya pada reaktor Generasi IV, yang disebut sebagai “desain inovatif” dalam undang-undang. Fokus pemikiran ke depan pada teknologi nuklir canggih ini menandakan kemenangan besar bagi energi nuklir Indonesia. Ayook kita gagah menatap masa depan.