AUTENTIKWOMAN.Com– Politisi progresif berusia 33 tahun Zohran Mamdani, mencetak sejarah baru di kancah politik Amerika Serikat.
Mamdani menjadi Muslim pertama yang memenangkan pemilihan pendahuluan untuk kursi Wali Kota New York dari Partai Demokrat, menandai perubahan besar dalam arah politik kota paling kosmopolitan di dunia itu.
Nama Zohran Mamdani bukan asing bagi warga New York, khususnya mereka yang selama ini merasa suaranya terpinggirkan. Dengan pendekatan akar rumput yang konsisten dan vokal terhadap isu-isu global, Mamdani berhasil membangun basis dukungan kuat lintas ras dan agama.
Dia dikenal sosok pemberani, berpihak pada nilai-nilai keadilan sosial, serta tak segan menantang status quo—termasuk dalam isu internasional.
Dalam wawancara yang disiarkan secara nasional, Mamdani membuat pernyataan mengejutkan, “jika terpilih menjadi Wali Kota New York, saya akan menangkap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai bentuk kepatuhan terhadap prinsip hukum internasional. “
Bagi sebagian kalangan, pernyataan ini kontroversial. Namun bagi pendukungnya, inilah cerminan komitmen terhadap keadilan tanpa standar ganda.
Kemenangan Zohran Mamdani dalam seleksi Partai Demokrat mempertegas arah baru pemilih urban muda di Amerika—lebih sadar politik luar negeri, lebih menuntut transparansi anggaran, dan lebih peduli terhadap nasib rakyat kecil.
Mamdani menolak pendanaan dari korporasi besar, dan menjanjikan penggunaan dana publik demi kesejahteraan warga, terutama dalam isu perumahan, layanan kesehatan, dan transportasi.
Pemilihan umum Wali Kota New York akan digelar pada 4 November 2025. Lawan politik Mamdani dari Partai Republik belum diumumkan, namun banyak pengamat memprediksi bahwa kampanye akan berlangsung sengit, mengingat posisi New York sebagai simbol pluralisme dan kekuatan ekonomi Amerika.
Bagi komunitas Muslim Amerika dan minoritas lain yang selama ini merasa terpinggirkan, Zohran Mamdani menjadi simbol harapan baru. Mamdani bukan hanya seorang kandidat, tapi narasi tentang keberanian melawan arus, di tengah dunia politik yang kerap bermain aman.