Yunus Emre, Penyair Cinta dan Bapak Sufi dari Anatolia Turki

Inspirasi318 Views

AUTENTIKWOMAN.Com– Mungkin banyak orang tak mengenal Yunus Emre dalam sastra sufi. Namanya tidak segemerlap misalnya dibandingkan Jalaluddin Rumi atau Muhammad Hafez Shirazi.

Meski demikian, sampai kini nama Yunus Emre tetap terpatri  di masyarakat Turki. Bahkan Presiden Erdogan memberikan penghormatan khusus padanya mengenai keinginan agar bahasa Turki semakin eksis menjadi bahasa persatuan nasional dan bahasa dunia, sosok Yunus Emre menjadi bahasan kembali.

Yunus Emre adalah seorang pemikir dan penyair Turki yang memajukan nilai-nilai kesabaran, kepuasan, toleransi, kedermawanan, kebaikan, dan kebajikan yang sejalan dengan ajaran Islam. Ia tinggal di Anatolia dari pertengahan abad ke-13 hingga kuartal pertama abad ke-14.

Dia merupakan salah satu bapak terpenting pemikiran rakyat Islam-Turki. Yunus merupakan pemikir sufi besar dan penyair rakyat yang dianggap sebagai salah satu arsitek spiritual Anatolia.

Karya fenomenal Yunus Emre bernama ‘’Risâletü’n-Nushiyye’’ yang ditulis pada 1307-1308 pada zaman Dinasti Ottoman, karyanya dibuat semenarik mungkin dengan dibuat seperti cerita dongeng.

Saat ini karya tersebut masih ada dibagian arsip dan wakaf bagi peninggalan Ottoman. Yunus Emre dimakamkan dikawasan Sarıköy Mihalıçcık Eskişehir, hal ini hampir diketahui oleh masyarakat Anatolia Turki.

Yunus menulis puisinya dalam bahasa rakyat. Dia menggambarkan cinta ilahi yang dicari oleh setiap orang beriman. Dia memainkan peran dalam pembentukan dialek yang disebut “Turki Anatolia lama,” yang merupakan fase pertama dari siklus historis bahasa Turki. Yunus Emre dikenang setiap tahun pada awal Mei dengan acara yang diadakan selama Yunus Emre Culture and Art Week.

Yunus Emre lahir sekitar tahun 1240 di desa kecil Sarıköy di wilayah Anatolia, yang sekarang termasuk wilayah Turki modern. Meskipun kehidupan awalnya tidak banyak diketahui dengan pasti, tradisi lokal dan kisah-kisah yang berkembang dalam budaya lisan menggambarkan bahwa Yunus Emre adalah seorang yang sederhana. Dia berasal dari keluarga petani dan pada awalnya menjalani kehidupan yang akrab dengan alam.

Yunus Emre kemudian memulai pencarian spiritualnya yang panjang, melalui pertemuan dengan para sufi dan belajar dan belajar dari berbagai guru. Diantaranya adalah Taptuk Emre, seorang guru sufi yang sangat dihormati.

Yunus Emre mengabdi dan belajar darinya selama bertahun-tahun, dan dari hubungan inilah Yunus Emre mendapat banyak ilmu pengetahuan rohani yang mempengaruhinya tentang pandangan kehidupan dan tuhan. Dia hadir sebagai sosok yang membawa pesan kedamaian, persaudaaraan, dan cinta universal, dengan karya-karyanya yang tetap berpengaruh hingga saat ini.

Konon dalam sejarah, Yunus Emre pernah menuntut ilmu selama 40 tahun kepada Tapduk Emre. Salah satu keilmuannya adalah al-Quran dan hadits yang kemudian diterangkan kepada masyarakat dengan menggunakan Bahasa Turki.

Salah satu catatan sejarah Turki menyebutkan bahwa Yunus Emre adalah seorang ulama yang dikenal diseluruh penjuru Turki terutama di kota Sakarya.

Ilustrasi Emre Yunus

Pengabdian Yunus Emre kepada masyarakat sangat dikenal hingga periode masyarakat saat ini. Bidang lain yang tidak akan dilupakan dari seorang Yunus Emre adalah ilmu tasawwuf, sebagaimana ilmu ini juga dikenang dari beberapa ulama Turki lain seperti Ahmet Yesevî, Tapduk Emre, Hacı Bektaş-ı Velî dan Maulana Jalâluddîn ar-Rûmî.

Yunus Emre juga merupakan seorang penulis dan pecinta puisi, salah satu puisi religinya berjudul ‘’Aruz Ölçüsü’’. Karya puisi Yunus Emre memang sangat dinikmati oleh masyarakat Turki karena lebih menyadarkan kepada Pencipta yang Maha Kuasa.

Berbagai karya puisinya pun dapat anda dapat pada buku berjudul ‘’Türk Düşünürleri’’ atau dapat diartikan sebagai ‘’Pemikiran tokoh Turki’’.

Yunus Emre tidak hanya berpengaruh bagi Turki saja, namun juga bagi wilayah negara serumpun Turki dan lainnya. Hingga saat ini dikawasan Balkan, pengikut ajaran sufi Yunus Emre pun masih terus melaksanakannya. Metodenya sama dengan yang diajarkan oleh tokoh sufi lain yaitu Sarı Saltuk.

Karya terpenting lannya Yunus Emre berjudul ‘’Divan’’. Karya ini dibuat karena mencontoh karya Ahmet Yesevî yang berjudul ‘’Divân-ı Hikmet. Lebih dari dua belas ribu pemikiran Yunus Emre tumpah dalam karyanya yang berjudul ‘’Divant’’ tersebut.

Beberapa karya lain yang hampir mirip dengan karya Yunus Emre adalah karya milik ulama Turki lainnya seperti Seyyad Hamza, Sultan Veled, Gülşehrî dan Aşık Paşa.

Sufisme dan Filosofi Yunus Emre

Sufisme merupakan bentuk tasawuf atau mistisisme Islam yang mengedepankan aspek spiritual dan cinta dalam hubungan antara manusia dengan Tuhan. Yunus Emre sangat oleh pemikiran sufi ini, yang menekankan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui cinta dan pengorbanan diri. Dalam ajaran sufi, cinta kepada tuhan tidak bisa dipisahkan dari cinta kepada sesama manusia, dan manusia sebaiknya hidup dalam keadaan penuh kasih sayang, rendah hati, dan terbuka terhadap semua makhluk ciptaan-Nya.

Filosofi Yunus Emre menekankan bahwa Tuhan hadir di dalam hati setiap manusia. Ia mengajarkan bahwa hubungan sejati dengan tuhan tidak hanya dicapai dengan melalui ritual keagamaan, melainkan melalui tindakan kasih, persaudaraan, dan perdamaian. Sebagian besar syair Yunus Emre berisikan pesan-pesan seperti itu, dengan cara yang sederhana, namun mendalam. Dalam salah satu puisinya yang terkenal, ia menulis,”Datanglah, mari kita saling mengenal, mari kita buat hidup menjadi mudah. Kita tidak datang untuk bertengkar, melainkan untuk saling mencintai.”

Gaya Bahasa dan Kepopuleran Karya Yunus Emre

Yunus Emre memiliki gaya bahasa yang unik dan sederhana. Berbeda dengan para penyair klasik lainnya yang sering menggunakan bahasa Persia atau Arab yang kompleks, Yunus Emre menulis dalam bahasa Turki sehari-hari, bahasa yang dapat dipahami oleh masyarakat umum pada masa itu. Pilihan bahasanya membuat karyannya dapat diterima dan dinikmati oleh masyarakat luas, terutama mereka yang berasal dari kalangan petani, pedagang, dan rakyat jelata. Dengan cara ini, Yunus Emre berhasil menjadikan puisi sebagai alat untul menyebarkan ajaran sufi dan menggugah kesadaran spiritual masyarakat.

Kepopuleran puisi Yunus Emre juga berkaitan dengan kemampuannya untuk menyentuh hati orang-orang dengan ungkapan yang sederhana namun penuh makna. Yunus menggambarkan cinta kepada Tuhan dalam bentuk yang sangat manusiawi, sehingga pembaca atau pendengar puisinya merasa dengan Tuhan. Bahasa puisi Yunus Emre tidak hanya mendekatkan masyarakat dengan Tuhan, tetapi juga mengajarkan mereka untuk mencintai sesama tanpa memandang perbedaan suku agama atau status sosial.

Puisi Yunus Emre

Cinta adalah mazhab dan agamaku.

Saat mataku melihat wajah Sang Sahabat,

semua derita menjadi riang.

 

Ini, Rajaku,

kupersembahkan diriku pada-Mu.

Sejak awal hingga akhirnya

harta kekayaanku hanya diri-Mu.

 

Awal akal dan jiwa ini,

ketika jarak bermula

adalah bersama-Mu.

Engkaulah ujungnya, dan segala di antaranya

Aku cuma bisa bergerak ke arah-Mu.

 

Jalanku adalah dari-Mu, menuju-Mu.

Lidahku bicara tentang-Mu, dalam diri-Mu.

Walau begitu, tanganku tak bisa menyentuh-Mu.

Kenyataan ini mempesonakan daku.

 

Tak bisa lagi kusebut diriku “aku”.

Tak bisa lagi kusebut siapa pun “engkau”.

Tak bisa kubilang “ini hamba” dan “itu raja”.

Itu takkan masuk akal.

 

Sejak kudapatkan cinta dari Sang Sahabat

alam ini dan alam berikutnya menyatu.

Kalau kau bertanya tentang awal yang tak berpangkal

dan akhir yang tak berujung,

itu cuma siang dan malam bagiku.

 

Tak bisa lagi aku berduka

atau hatiku bermuram durja,

karena suara kebenaran telah terdengar,

dan kini aku selalu dalam pesta pernikahanku.

 

Jangan biarkan aku mengembara dari cinta-Mu,

jangan biarkan aku meninggalkan pintu-Mu,

dan jika aku kehilangan diriku,

biarlah kutemukan dia sedang bersama-Mu.

 

Sang Sahabat menyuruhku kemari :

Pergi dan lihatlah dunia, katanya.

Aku telah datang dan menyaksikan

alangkah indah ia ditata.

Tapi yang mencintai-Mu tak berhenti disini.

 

Dia katakan pada para hamba-Nya,

Esok kan Kuberi kalian surga.

Esok yang itu adalah hari-ini ku.

 

Siapa lagi yang mengerti kebenaran derita ini?

Dan andai pun terpahami,

itu takkan terkatakan.

Maka kuhadapkan wajahku pada-Mu.

 

Engkaulah kehidupan dan alam semesta,

harta yang dirahasiakan.

Segala raih dan lepas adalah dari-Mu.

Tindakanku tak lagi jadi milikku.

 

Yunus menghadapkan wajahnya pada-Mu

melupakan dirinya.

Dia sebut setiap kata bagi-Mu.

Engkaulah yang menjadikannya bicara.

 

by Yunus Emre (1238-1321)

Diterjemahkan oleh Herry Mardian, dari “The Drop That Became The Sea”, Kabir Helminski (trans.)

Diterjemahkan oleh Herry Mardian, dari “The Drop That Became The Sea”, Kabir Helminski (trans.)

Pengaruh Yunus Emre dalam Sastra dan Pemikiran Islam

Yunus Emre dianggap sebagai pelopor dalam perkembangan sastra Turki. Bahasa yang digunakannya dalam puisi adalah bahasa rakyat, yang kemudian menjadi cikal bakal bagi bahasa sastra Turki yang lebih kaya dan merakyat. Selain itu, gaya bahasanya yang sederhana namun bermakna juga memberikan pengaruh besar terhadap sastra sufi dan sastra Islam pada umumnya. Gaya ini banyak diikuti oleh penyair-penyair sufi lainnya yang datang setelahnya.

Bahkan hingga kini, karya-karya Yunus Emre tetap dipelajari dan dihormati di Turki serta banyak negara Islam lainnya. Pemerintah Turki modern menganggap bahwa Yunus Emre sebagai pahlwan budaya, dan pada tahun 1991, UNESCO merayakan peringatan 750 tahun kelahirannya sebagai penghormatan atas kontribusinya dalam budaya dan pemikiran dunia. Karya-karyanya diterjemahkan ke berbagai bahasa dan menjadi inspirasi bagi banyak orang, tidak hanya di kalangan umat Islam, tetapi juga di kalangan masyarakat luas yang mencari nilai-nilai perdamaian dan kemanusiaan.

Warisan Abadi Yunus Emre

Warisan Yunus Emre tetap hidup dalam bentuk karya-karya puisinya yang tetap relevan hingga saat ini. Pesan cinta, kedamaian, dan persaudaraan universal yang ia sampaikan melalui puisi menjadi warisan abadi bagi manusia. Di Turki, Yunus Emre diabadikan dalam berbagai bentuk seperti monumen, patung, dan pusat budaya yang didedikasikan untuk mengenang pengaruhnya. Banyak universitas, sekolah, dan institusi budaya menggunakan namanya sebagai simbol kebijaksanaan dan kemanusiaan.

Monumen Yunus Emre di Provinsi Karaman, Turki (Sumber: Wikipedia)

Di luar Turki, Yunus Emre menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang mendalami sufisme dan mistisisme Islam. Ajakan Yunus Emre untuk mencintai sesama tanpa memandang perbedaan telah menjadi pesan yang sangat relevan di dunia modern yang sering kali terpecah oleh konflik dan perpecahan. Nilai-nilai yang dihidupkan Yunus Emre terus menginspirasi mereka yang mencari kedamaian batin dan hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan.

Karya-karya Yunus Emre yang sederhana namun mendalam adalah pengingat bahwa nilai kemanusiaan yang sejati melampaui batas agama, bahasa, dan budaya. Melalui pesan cinta dan kasih sayang yang ia sampaikan, Yunus Emre meninggalkan warisan tak ternilai yang tetap relevan di setiap zaman.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *