AUTENTIKWOMAN.Com– Salah satu kisah paling unik dan melegenda yang berasal dari sejarah Tiongkok adalah kisah tentang Wu Zetian. Dia adalah kaisar perempuan pertama dan satu-satunya dalam sejarah Tiongkok yang menggemparkan sejarah dunia. Meski pun dia semula adalah seorang selir.
Tiongkok Kuno merupakan salah satu kekaisaran pemerintahan seratus dinasti. Kekaisaran Tiongkok dikenal memiliki sistem kekuasaan raja yang sangat berkuasa atas hidup mati rakyat atau biasa disebut dengan despotis absolut. Raja memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Selain sebagai kepala pemerintahan, panglima tertinggi dan pendeta tertinggi.
Raja yang sangat berkuasa dan menguasai hidup dan mati rakyatnya dapat dilihat hampir dalam setiap pemerintahan didalam setiap dinasti. Cina dalam pemerintahannya mengenal yang dinamakan dengan Doktrin Tien’ming dimana siapa saja yang mendapatkan mandat dari langit maka dapat menjadi raja. Orang yang mendapatkan mandat dari langit ini biasa disebut dengan Tien Tzu (putra langit). Sehingga konsep pemerintahan seratus dinasti ini memang benar dalam perkembangan pemerintahan Cina Kuno.
Dalam perkembangannya, Tiongkok Kuno menganut sistem patriarki dimana laki-laki dianggap memiliki kelebihan dibandingkan perempuan. Laki-laki menjadi tinggi derajatnya dibandingkan perempuan. Bahkan kebanyakan dari raja-raja yang memerintah di Cina pada masa itu adalah laki-laki. Namun, ternyata dalam suatu negara yang menganut sistem patriarkipun terdapat ruang bagi perempuan untuk menjadi penguasa atau raja. Padahal dalam sejarah Cina, perempuan kurang begitu dihargai. Anak laki-laki justru lebih diharapkan daripada perempuan. Ini menunjukan bagaimana kedudukan laki-laki jauh lebih dihargai daripada perempuan.
Sepanjang sejarahnya, mayoritas raja atau kaisar yang memerintah di Cina adalah laki-laki. Namun, dalam dinasti Tang terdapat suatu perubahan dalam pemerintahan dengan munculnya kaisar perempuan dalam pemerintahan Cina Kuno. Ini merupakan sesuatu yang sangat tidak biasa dalam suatu kekaisaran terutama yang menganut sistem patriarki.
Dalam sejarah Tiongkok, Wu Zetian merupakan salah satu wanita yang pertama kali mengangkat dirinya sebagai kaisar. Wu Zetian terlahir dari keluarga yang kaya. Namun ternyata Wu juga menapaki perpolitikan kekaisaran tidak terlepas dari pengangkatan dirinya menjadi salah satu selir rendahan Kaisar Taizong saat usianya masih 14 tahun. Bahkan Kaisar menganugrahinya nama Wu Mei yang berarti berkharisma.

Pada masa pemerintahan Tai Zong (626-649), Tiongkok menjadi negara adikuasa bahkan menjadi negara terkuat di Asia Utara. Taizong sangat memperhatikan kemakmuran rakyatnya. Dalam urusan pendidikan Kaisar sangat memperhatikan para pelajar yang ingin belajar Konfusianisme dengan menyediakan beasiswa. Bahkan Taizong juga sangat menghormati Budhisme dan Taoisme.
Seharusnya berdasarkan tradisi setelah kaisar wafat, maka para selir diharuskan untuk mengundurkan diri dan pergi ke vihara untuk menjadi biarawati. Begitu juga dengan Wu Zetian, namun karena kecantikannya maka kaisar yang baru yaitu Gaozong mengundangnya ke istana dan menjadikan sebagai selir senior (zhaoyi).
Pada tahun 690, Wu Zetian mengangkat dirinya sebagai kaisar dan mengubah nama dinasti Tang menjadi dinasti Zhou. Untuk mengisi peran pejabat kerajaan Wu banyak melakukan ujian negara untuk memilih pejabat-pejabat kerajaan guna mendapatkan pejabat kerajaan yang kompeten.
Bahkan dalam bidang pertanian, Wu banyak memberikan penghargaan bagi para pejabat yang telah berhasil mengolah tanah yang tidak terpakai menjadi tanah subur yang menghasilkan pangan yang bagus. Namun bila gagal, maka Wu tidak segan-segan memberikan hukuman sehingga para pejabat merasa termotivasi membangun wilayahnya menjadi wilayah-wilayah yang maju dalam bidang pertanian. Wu memerintahkan para cendikiawan untuk menulis buku mengenai pertanian dan menyebarluaskannya.
Di sisi lainnya, Wu justru berhasil menyebarluaskan Budhisme. Sebenarnya awalnya Wu hanya memanfaatkan Budhisme dan Taoisme.
Dia menyatakan bahwa dirinya sebagai penjelmaan dari ibu Surgawi yang merupakan ibu dari Lao Tzu, pendiri Taoisme, serta memerintahkan agar patungnya ditempatkan di tiap-tiap kuil taois.
Wu sangat menentang konfusianisme karena dalam konfusianisme ditekan bahwa seorang perempuan selayaknya taat menjadi seorang istri kepada suaminya. Maka Wu mulai kampanye untuk meningkatkan posisi perempuan. Dia menulis biografi pendeta perempuan terkenal, dan mengangkat posisi klan ibunya .
Dia memindahkan istananya menjauh dari kursi kekuasaan laki-laki tradisional dan mencoba untuk mendirikan sebuah dinasti baru. Dia mengatakan bahwa penguasa yang ideal adalah salah satu yang memerintah seperti seorang ibu yang tidak lebih dari anak-anaknya.
Memanfaatkan Daoisme

Pada masa dinasti Tang sistem birokrasi dan sistem struktur sosial China mengalami kemajuan, pada awal dinasti ini berdiri para kaisarnya mulai menerapkan sistem-sistem birokrasi untuk memprakasai kerajaan China menjadi kerajaan yang besar. Pada masa ini juga berkembang model masyarakat Konghucu, pada masyarakat ini kaisar berada di puncak hirarki. Mereka percaya bahwa raja merupakan jelmaan Tuhan.
Konfusius mengajarkan bahwa manusia lahir kedunia dalam beberapa kelas, dan harus menjalankan perannya sesuai dengan kelasnya. Mereka harus mematuhi yang menjadi tuannya, atau atasannya, maka dengan begitu akan tercipta sebuah keseimbangan. Sistem birokrasi dalam alam fikiran konfusius menganut pahap Patriarkat, dimana laki-laki merupakan domain dalam kehidupan.
Hal unik yang muncul pada dinasti Tang ialah ketika seorang perempuan menaiki tahta kerajaan. Hal ini merupakan sesuatu yang mustahil, karena pada sistem masyarakat Konfusius perempuan merupakan kaum yang marginal, tetapi ternyata tidak selamanya hukum Konfusius mengenai tatanan masyarakat berlaku dalam masyarakat model konghucu sendiri, terbukti dengan naiknya seorang wanita kedalam pucuk pemerintahan. Ternyata pada masa itu sebuah filsafat tidak dipandang secara hitam-putih, karena selai filsafat Kunfusianisme yang berkembang, tetapi juga filsafat Daoisme dan Budhisme. Ketiga aliran filsafat tersebut menjadi mayoritas yang dianut pada masa itu.
Hal inilah yang mendukung munculnya Wu Zetian untuk duduk di pucuk pinpinan. Wu memanfaatkan kepercayaan masyarakat akan Daoisme. Daoisme adalah, suatu aliran kepercayaan yang banyak mengangkat hal-hal mistik. Wu sendiri mengaku sebagai Ibu Surgawi, ialah ibu dari …. yang merupakan pendiri aliran filsafat Daoisme.
Selain itu Wu juga memanfaatkan Budhisme untuk melegitimasi kekuasaannya, dalam agama Budha terdapat sebuah kitab yang berjudul Sutra Awan Agung, dalam kitab itu tertulis bahwa Maitreya, Budha akan datang kedunia, dan terlahir sebagai wanita, pada zamannya panen akan melimpah, kebahagiaan tanpa batas, umat manusia akan bertambah jumlahnya terbebas dari kematian dan penyakit, para penguasa negara tetangga akan datang dan menyatakan takluk.
(Disarikan dari berbagai sumber)